Budidaya Ikan Kerapu: Prospek Bisnis dan Tips Suksesnya

Budidaya Ikan Kerapu: Prospek Bisnis dan Tips Suksesnya – Bisnis budidaya ikan kerapu adalah bisnis yang belum marak dijamah Pembudidaya. Meski begitu, bisnis ikan mahal satu ini sangat menguntungkan. Dengan permintaan yang sangat amat tinggi dan suplai yang sedikit, bisnis budidaya ikan kerapu mempunyai potensi yang bagus.

Peluang Usaha Budidaya Ikan Kerapu

peluang usaha budidaya ikan kerapu

Ikan kerapu adalah ikan bergizi tinggi dengan kandungan asam amino, vitamin B kompleks, dan selenium yang berfungsi sebagai pembentuk jaringan dan meningkatkan imunitas tubuh. Ikan yang terkenal akan rasanya yang lezat dan gizinya yang tinggi ini sangat terkenal sampai menjadi sebuah produk komoditas perikanan dengan harga jual yang cukup mahal. Per kilonya, ikan kerapu bisa dihargai  Rp150.000-Rp450.000. Oleh karena itu, banyak Pembudidaya yang ingin menjadikan budidaya ikan kerapu sebagai usaha baru yang sangat menjanjikan keuntungan besar.

Di Indonesia, jenis ikan kerapu yang kerap dibudidayakan adalah kerapu lumpur, kerapu macan dan kerapu bebek. Berbagai kalangan yang dapat menjadi sasaran konsumen yaitu, ibu rumah tangga, pelaku usaha kuliner, pedagang ikan di pasar, pengepul ikan, serta eksportir. Dengan kalangan peminat yang luas ini, tak heran jika nantinya ikan kerapu Bapak/Ibu sudah habis dipesan walaupun masa panen belum tiba.

Kelebihan Bisnis Budidaya Ikan Kerapu

Selain karena dibanderol dengan harga yang mahal, banyak orang tertarik untuk membudidayakan ikan kerapu karena pertumbuhannya yang lebih cepat dari ikan air laut lain. Rata-rata, ikan kerapu dapat dipanen setelah 5–8 bulan masa budidaya. Dengan sifatnya yang praktis untuk dibiakkan, budidaya ikan kerapu menjadi salah satu harapan baru para Pembudidaya di Indonesia.

Kelebihan lain dari budidaya ikan kerapu adalah ikan ini mempunyai kebiasaan hidup di dalam dasar perairan. Sehingga, jika terjadi banjir atau air kolam yang meluap, ikan tidak akan ikut hanyut terbawa air luapan dan tetap ada di kolam.

Kekurangan Bisnis Budidaya Ikan Kerapu

Terlepas dari kelebihan dan potensi bisnisnya yang menjanjikan, ada beberapa kekurangan budidaya ikan kerapu yang perlu Bapak/Ibu ketahui. Salah satu kekurangannya adalah keterbatasan jumlah bibit ikan kerapu yang tersedia. Jika kekurangan bibit kerapu, biasanya Pembudidaya mengandalkan bibit hasil tangkapan nelayan. Sementara, bibit yang berasal di balai pembenihan ukurannya masih terlalu kecil dan harganya cukup mahal.

Selain itu, kekurangan dari bisnis budidaya ikan kerapu adalah presentase gagal panen yang tidak kecil. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kegagalan panen ikan kerapu adalah serangan hama, penyakit, bencana alam, dan ancaman pencurian ikan yang sering terjadi.

Cara Budidaya Ikan Kerapu

cara budidaya ikan kerapu

1. Pemilihan Lokasi Budidaya

Ikan kerapu tersebar luas dari perairan tropis hingga subtropis dan hidup di dekat dasar perairan. Untuk menyesuaikan habitat aslinya, Bapak/Ibu harus memilih lokasi budidaya ikan kerapu sesuai kriteria berikut:

  • Kedalaman air pada saat pasang surut berkisar 2-5 meter atau lebih.
  • Kecepatan arus tidak lebih dari 20-40 cm/detik.
  • Air dengan kadar salinitas 15-30 ppt, suhu 28-30 °C, oksigen 5-8 ppm, pH 7,5-9,0, serta amonia dan nitrat <0,1 ppm.

Selain yang sudah disebutkan di atas, lokasi budidaya ikan kerapu tidak boleh dekat muara sungai. Hal ini dikarenakan muara sungai banyak mengandung berbagai macam limbah rumah tangga yang menjadi penyebab pencemaran air. Air yang tercemar dapat menjadi sumber penyakit kerapu yang sulit disembuhkan.

2. Persiapan Tempat Budidaya

Ikan kerapu biasa dibudidayakan di keramba jaring apung (KJA). Bapak/Ibu bisa menyesuaikan ukuran KJA yang digunakan dengan jumlah dan ukuran ikan yang akan dibudidayakan. Contohnya, jika Bapak/Ibu ingin membudidayakan 500 bibit ikan kerapu dalam 1 petak KJA, maka ukuran yang diperlukan adalah 3x3x3 m sampai  4x4x4 m. Seiring berjalannya waktu, kepadatan ikan dalam KJA secara bertahap diturunkan (dengan melakukan grading), sehingga jumlah saat panen 300 ekor dalam setiap petakan KJA.

3. Persiapan Bibit Ikan Kerapu

Sebelum membudidayakan ikan kerapu, Bapak/Ibu harus memilih bibit ikan kerapu secara selektif terlebih dahulu. Bapak/Ibu bisa memilih bibit yang kondisi tubuhnya sempurna, tahan terhadap serangan penyakit, serta menunjukkan pertumbuhan yang relatif cepat. Hindari untuk memilih bibit yang relatif lemah, mudah terserang penyakit dan cenderung menunjukan pertumbuhan yang lambat.

4. Manajemen Pakan

Pakan adalah salah satu faktor penting dalam budidaya karena kontribusinya yang sangat besar dalam biaya operasional budidaya. Penggunaan pakan yang efisien dan efektif akan sangat menguntungkan secara ekonomi.

Pada tahap pemeliharaan, ikan kerapu bisa diberi makanan pokok yang berupa pelet setiap harinya. Pelet sangat disarankan karena dibuat sesuai kebutuhan nutrisi ikan kerapu sehingga akan berdampak baik bagi pertumbuhannya. Ikan kerapu yang diberikan pelet juga cenderung memiliki angka FCR (Food Conversion Rate) yang lebih efisien dibanding kerapu yang diberi pakan lain.

Selain makanan pokok, Bapak/Ibu juga bisa memberikan vitamin C atau suplemen lainnya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi stres pada ikan. Pemberian vitamin C juga bisa memperbaiki angka kelangsungan hidup ikan kerapu.

Ikan kerapu dapat mulai dipanen setelah 5 bulan. Namun umumnya untuk mencapai ukuran tersebut dibutuhkan waktu pemeliharaan selama 6 hingga 8 bulan.

Pemanenan ikan kerapu dapat dilakukan dengan sistem panen total atau juga dengan sistem panen selektif tergantung pada kebutuhan. Setelah panen selesai ikan dapat dipasarkan sesuai permintaan pasar.

5. Panen

Pemanenan dilakukan ketika ikan sudah mencapai ukuran panen yaitu 500 – 1200 g/ekor atau sesuai dengan permintaan pasar. Untuk mencapai ukuran ini biasanya ikan membutuhkan waktu 5-8 bulan pemeliharaan.

Sebelum dipanen, ikan kerapu wajib dipuasakan selama 1-2 hari agar ikan muntah selama pengangkutan. Setelah itu, Bapak/Ibu bisa mempersiapkan jaring/bak penampung sementara untuk menampung hasil panen. Panen dilakukan dengan mengangkat jaring KJA secara perlahan kemudian diamkan di dekat permukaan KJA sekitar 10 menit. Jaring kemudian dibagi dengan menggunakan bambu atau kayu menjadi 2 bagian untuk memudahkan pengambilan ikan.

Ikan kerapu diambil dari jaring dengan menggunakan scope net atau keranjang dan ditampung dalam jaring penampungan. Setelah itu, Bapak/Ibu bisa menyortir ikan sesuai dengan ukurannya. Setelah disortir, ikan kerapu ditimbang dan dipindahkan ke kapal pengangkut untuk dibawa ke pembeli atau bak penampungan sementara di darat.

 

 

Scroll to Top
toto togel situs toto toto slot agen toto toto slot 4d situs toto slot